BANGKOK – Kian hari banjir di Thailand makin parah saja. Hari ini luberan air itu makin meninggi dan sudah mendekati pusat kota Bangkok, sehingga ibukota negeri gajah putih itu terancam lumpuh segala aktivitasnya. Apalagi genangan air juga diprediksi makin meninggi dan kemungkinan besar akan mencapai 13 kaki atau lebih dari 2,5 meter.
Para penduduk masih nekat bertahan meski pemerintah sudah meminta mereka untuk segera mengungsi ke tempat yang jauh lebih aman. Mereka yang bertahan terutama penduduk yang bermukim di kawasan sungai Chao Phraya, sebenarnya juga sudah khawatir dengan luapan air yang makin naik. Mereka hanya bisa berharap prediksi cuaca sore ini akan lebih baik, dan gelombang pasang tidak akan lebih tinggi lagi di sungai dengan banyak kanal tersebut.
Sejauh ini kawasan pusat kota Bangkok masih menjadi tempat yang paling aman untuk mengungsi, karena diwilayah ini kondisinya relatif lebih kering dibandingkan sejumlah kawasan pinggir kota, yang sudah tergenang sampai rata-rata setinggi pinggang orang dewasa. Ini bencana pertama yang terjadi setelah pada tahun 1942 negeri pimpinan raja Bhumibol Adhulyadej ini mengalami malapetaka yang sama, bahkan banjir yang menggenang hampir seluruh wilayah Thailand itu berlangsung hingga berbulan-bulan.
Menurut keterangan dari Palang Merah setempat, gelombang air yang setara 480 ribu kolam renang ukuran Olimpiade membanjiri kawasan selatan hingga menuju ke laut melewati kota Bangkok, sementara gelombang pasang dari laut justru menyebabkan genangan air itu menuju kearah yang berlawanan atau tidak bisa kemana-mana. Palang Merah menyatakan, butuh pengelolaan yang sangat terarah untuk mengendalikan banjir, dan mengarahkannya ke luat melalui Teluk Thailand. Organisasi ini juga sudah bahu-membahu dengan pemerintah untuk memperkuat pertahanan di sistem saluran air Bangkok agar banjir tidak sampai menghalau barikade yang ada, dan air akan menggenangi kota tersebut.
Perdana Menteri Yingluck Shinawathra terus berupaya agar pengendalian banjir bisa dilakukan seefektif mungkin. Jumat lalu Perdana Menteri yang baru saja terpilih ini memerintahkan dinas pengendali banjir setempat untuk memotong jalur air demi mempercepat keluarnya banjir menuju ke laut. Namun hal ini ditentang oleh dinas tersebut dan mereka lebih memilih mengeringkan kanal-kanal yang ada dengan menggunakan pompa. Selain menghambat perekonomian Thailand, banjir ini juga mengancam kesehatan masyarakat, terutama akan penyakit-penyakit seperti infeksi dan penyakit pencernaan. Infeksi lebih dikhawatirkan, karena pemerintah mendapat informasi banyak buaya dan ular yang lepas dan berkeliaran di air kotor tersebut, sehingga para pemburu hewan melata ini dikerahkan untuk menangkap dan mengamankan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar